PERLAWANAN RAKYAT ACEH TERHADAP BELANDA


Sejarah Perlawanan Rakyat Aceh Melawan Belanda
Pada tanggal 12 Februari 1904 pasukan Belanda telah tiba di daerah tujuan,yaitu di daerah Gayo Laut, kira-kira 50 kilometer dari Takengon.Tetapi begitu Belanda menginjakkan kakinya di desa dekat Ketol, disambut dengan pertempuran sengit yang pertama, dimana pasukan Belanda mengalami korban, baik mati maupun luka-luka.

Dalam perjalanan menuju Takengon, pasukan Belanda tidak henti-hentinya mendapat perlawanan, Sampai mereka berhasil membuat markasnya di desa Kung, kira-kira 7 kilometer ari Takengon. Dari markas yang baru didirikan ini, pasukan Belanda melakukan operasi m iliter di sekitar Gayo Laut. Walau perlawanan pasukan rakyat Gayo cukup sengit, dan hampir setiapdaerah yang dilalui pasukan Belanda terjadi pertempuran, tetapi akhirnya daerah Gayo Laut pun jatuh ke tangan pasukan kolonial.

PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI 1945


KEKALAHAN JEPANG    


Berita kekalahan Jepang terhadap Sekutu diketahui oleh kalangan pemuda bangsa Indonesia di Bandung melalui berita siaran radio BBC (British Broadcasting Corporation) di London. Setelah mengetahui Jepang menyerah kepada Sekutu, para pemuda segera menemui Bung Karno dan Bung Hatta di jalan Pegangaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang jalan Proklamasi, Jakarta). Dalam pertemuan itu, Sutan Syahrir sebagai juru bicara para pemuda meminta agar Bung Karno dan Bung Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia lepas dari campur tangan Jepang. Bung Karno tidak menyetujui usul para pemuda karena proklamasi kemerdekaan perlu dibicarakan dahulu dalam rapat PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Para pemuda menolak pendapat Bung Karno. Para pemuda tidak menginginkan kemerdekaan Indonesia dianggap sebagai hadiah Jepang. Para pemuda karena belum berhasil membujuk Bung Karno, pada tanggal 15 Agustus 1945, pukul 20.00 WIB kembali mengadakan rapat di Lembaga Bakteriologi di jalan Pegangsaan Timur, Jakarta (sekarang; Fakultas Kesehatan Mayarakat UI) dengan dipimpin oleh Chaerul Saleh

PERLAWANAN RAKYAT SAPARUA TERHADAP VOC (1817)

A.    Perlawanan Saparua 1817
Berdasarkan Traktat London I tahun 1814 (antara Belanda dan Inggris), maka semua jajahan Belanda (kecuali Kaapkoloni dan Sri Lanka) dikembalikan kepada Belanda. Ini berarti jajahan Inggris di Indonesia, yang dulu direbut dari Belanda, harus dikembalikan kepada Belanda. Bertolak dari keputusan tersebut, maka Indonesia akan dijajah kembali oleh Belanda. Dengan demikian penindasan yang pernah dilakukan terhadap rakyat Indonesia juga akan dilakukan kembali, dan memang demikian. Itulah sebabnya, rakyat Indonesia lalu melakukan perlawanan-perlawanan, yang diawali dengan perlawanan rakyat Saparua dari Maluku. Maluku sangat penting bagi Belanda karena daerah ini merupakan penghasil rempah-rempah. Hal itu sudah dilakukan ratusan tahun oleh Belanda sampai jatuhnya VOC tahun 1799 .